1. tentukan tema , latar , dan penokohan berdasarkan kutipan cerpen Nasibku Nasibmu dan Cerpen Tiga Butir Kurma Per Kepala ! 2. tunjukkan keterkaitan antarunsur
B. Indonesia
tholifaliyifni1473
Pertanyaan
1. tentukan tema , latar , dan penokohan berdasarkan kutipan cerpen Nasibku Nasibmu dan Cerpen Tiga Butir Kurma Per Kepala !
2. tunjukkan keterkaitan antarunsur cerpen ( tema , latar dan penokohan ) untuk memaknai cerpen secara utuh !
3. analisislah nilai nilai kehidupan dalam cerpen Nasibku Nasibmu dan Cerpen Tiga Butir Kurma Per Kepala dengan nilai kehidupan sehari - hari !
4. bandingkan nilai kehidupan dalam cerpen cerpen Nasibku Nasibmu dan Cerpen Tiga Butir Kurma Per Kepala dengan nilai kehidupan sehari - hari !
5. simpulkan nilai kehidupan dalam cerpen yang dapat menjadi teladan siswa !
di bantu yaahhh kak !!!
2. tunjukkan keterkaitan antarunsur cerpen ( tema , latar dan penokohan ) untuk memaknai cerpen secara utuh !
3. analisislah nilai nilai kehidupan dalam cerpen Nasibku Nasibmu dan Cerpen Tiga Butir Kurma Per Kepala dengan nilai kehidupan sehari - hari !
4. bandingkan nilai kehidupan dalam cerpen cerpen Nasibku Nasibmu dan Cerpen Tiga Butir Kurma Per Kepala dengan nilai kehidupan sehari - hari !
5. simpulkan nilai kehidupan dalam cerpen yang dapat menjadi teladan siswa !
di bantu yaahhh kak !!!
1 Jawaban
-
1. Jawaban anisanurulazhar
1. Tema
Tema kutipan cerpen “Tiga Butir Kurma per Kepala” yaitu kesetiakawanan sosial yang dibuktikan dengan pemberian kurma kepada masyarakat sekitar/tetangga.
Bukti:
a. Pak Ayub merupakan perantau yang sukse. Ia pun selalu memberi kurma kepada tetangga-tetangga di kampungnya.
b. Di setiap bulan suci Ramadhan, biasanya Pak Ayub tiba-tiba muncul. Ia mendatangi setiap rumah dengan sepeda tuanya. Setiap rumah, ia beri kurma.
2. Latar
a. Latar tempat
Latar tempat peristiwa di suatu kampung.
Bukti:
1) Dan di saat puasa berjalan dua puluh hari, seseorang tak dikenal mendatangi rumah-rumah warga kampung.
2) “Pak Ayub? Kok bukan Pak Ayub? Apakah ini jelmaan pemilik kurma, yaitu Allah?” begitu gumam kami di kampong seraya mengenang tutur kata yang pernah terlontar dari mulut Pak Ayub.
b. Latar waktu
Latar waktu dijelaskan beberapa bagian yaitu sore hari, pagi dan bulan Ramadhan. Pada bulan suci Ramadhan merupakan penunjuk waktu yang paling menonjol.
Bukti:
Tak lama bedug berbuka puasa berdentam. Kami terbayang kurma dari Allah, begitu tutur Pak Ayub dulu tentang keikhlasannya, yang tadi sore diantara Zamzani.
c. Latar Sosial
Latar sosial menjelaskan keadaan suatu kampung dan kebiasaan pada bulan suci Ramadhan. Beragam kutipan tersebut terdapat beragam suasana yang tercipta.
1) Suasana bahagia
Sementara perantau yang dulu pulang bawa dan nyumbang macam-macam untuk surau, masjid, jalan, tugu, dan balai pemuda, kini bertambah banyak. Bingkisan Ramadhan dan lebaran pun silih berganti diterima warga kampung.
2) Suasana haru
“Pak Ayub? Dimana beliau sekarang?”
“Telah mendahului dua tahun lalu!”
“Maksud tuan muda, meninggal?”
“Tuhan berkata begitu!”
3. Penokohan
Tokoh memiliki sifat yang mendukung cerita. Berikut tokoh dan penokohan yang mendukung kutipan cerita.
a. Pak Ayub
Fisik: kurus, jangkung. Ia selalu berkata lunak
Fsikis: baik
bukti
1) Pak Ayub, tubuhnya kurus jangkung, dan selalu mengenakan baju guntin cina.
2) Pak Ayub selalu berkata lunak, “Itu kurma dari Allah.”
b. Zamzani
Fisik: muda, wajah bersih, dagu berjanggut, berkumis tipis.
Fsikis: baik, amanah.
Bukti
1) Ia berpeci, dagunya berjanggut, kumisnya tipis, masih muda, membagikan kurma sebagaimana Pak Ayub.
2) Pak Ayub berpesan ke saya, agar setiap Ramadhan, paling tidak sekali, untuk membagi-bagian kurma ke dusun ini.
c. Warga: Suka berprasangka
Bukti
1) Kadang, ada-ada saja pikiran buruk melintas di benak kami.
2) Banyak kalimat jangan-jangan melintas di benar orang kampung.