kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya NII yang berlandaskan... a. al-Qur'an b. Sunnah c. Pancasila d. al-Qur'an dan sunnah e. kanun azasi
Pertanyaan
a. al-Qur'an
b. Sunnah
c. Pancasila
d. al-Qur'an dan sunnah
e. kanun azasi
1 Jawaban
-
1. Jawaban gabrielalfarizie
Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya NII yang berlandaskan...
a. al-Qur'an
b. Sunnah
c. Pancasila
d. al-Qur'an dan sunnah
e. kanun azasi
Pembahasan
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, begitu nama lengkap dari Kartosoewirjo alias SMK, adalah pelaku sejarah kontroversial. Tahun kelahirannya pun terdapat dua versi.
Irfan S. Awass dalam Menelusuri Perjalanan Jihad SM Kartosuwiryo, serta tulisan Kholid O. Santoso dalam Jejak-jejak Sang Pejuang Pemberontak menyebut bahwa Kartosoewiryo lahir pada tanggal 7 Februari 1905. Sementara Al Chaidar dalam bukunya Pengantar Pemikiran Politik Proklamator Negara Islam meyakini SMK lahir pada 7 Januari 1907.
Namun menurut A. Ruhimat dalam Biografi S.M. Kartosoewirjo, SMK lahir di tengah pencerahan di Hindia Belanda. Pada 1919, SMK mengikuti orangtuanya ke Bojonegoro. Saat perpindahan ke Bojonegoro inilah SMK bertemu dengan Notodiharjo, tokoh Muhammadiyah yang kemudian menanamkan banyak aspek kemodernan Islam ke dalam pola pikirnya. Ini menjadi satu-satunya ajaran Islam yang diterima oleh SMK, selebihnya ia mengenyam pendidikan Belanda yang sekuler.
Setelah menamatkan sekolah di ELS (Europeesche Lagere School) pada 1923, SMK pindah ke Surabaya melanjutkan studinya di sekolah kedokteran kolonial di Surabaya, Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS). Di NIAS inilah SMK terjun ke dalam dunia pergerakan, yakni dengan bergabung dalam Jong Java pada 1923.
Pada 1925, timbul gejolak dalam tubuh Jong Java yang mengakibatkan perpecahan yaitu antara anggota yang mengutamakan cita-cita keislaman dan anggota yang mengutamakan nasionalis sekuler.
Mereka yang mengutamakan cita-cita keislaman kemudian keluar dari Jong Java. dan mendirikan organisasi baru, Jong Islamieten Bond (JIB), termasuk SMK yang kemudian menjadi ketua JIB cabang Surabaya.
Pada posisi itulah Kartosoewirjo berkenalan dengan ketua Partai Sjarikat Islam (PSI) yakni Hadji Oemar Said Tjokroaminoto dan kemudian pada September 1927 SMK ditawari menjadi sekretaris pribadinya.
Menurut Al Chaidar, semasa berguru pada Tjokroaminoto, SMK banyak belajar tentang Islam, metode organisasi, berkomunikasi dengan massa, dan membangun kekuatan umat. Bahkan menurut Ruhimat, pada masa itu pulalah sosok “Islam ideologis” SMK mulai terbentuk. Ia mulai mendambakan lahirnya negara Islam dan masyarakat Islam ideal di Indonesia.
Berkat pengaruh Tjokroaminoto, SMK menjadi kader Partai Serikat Islam (PSI) pada 1927, yang pada 1930 menjadi Partai Sjarikat Islam Indonesia (PSII). Karier politik SMK semakin jelas terlihat ketika kongres PSII 1936 saat ia terpilih sebagai Ketua Muda PSII. Karena sikap politiknya yang radikal dan tak kenal kompromi, ia pun diminta menulis brosur tentang hijrah.
Hijrah yang dimaksud oleh kongres saat itu tidak lebih dari istilah mengenai sikap partai terhadap pemerintah kolonial. Namun, seperti ditulis A. Ruhimat, SMK benar-benar menyamakan pengertiannya dengan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
Hijrah menurut SMK adalah hal positif dan bahwa jihad selalu ada dalam sebuah perjuangan. Ia membaginya dalam dua macam, yakni jihad kecil (asghar) untuk melindungi agama terhadap musuh-musuh luar, dan jihad besar (akbar) yang ditunjukan untuk memerangi musuh dalam diri manusia itu sendiri.
Proklamasi Negara Islam Indonesia (NII)
Setelah Soekarno memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, secara resmi Indonesia membebaskan diri dari penjajahan dan menjadi negara yang menentukan nasibnya sendiri. Tapi Belanda tentu tak membiarkan upaya kemerdekaan ini.
Benar saja, Indonesia yang baru beberapa waktu berpesta dengan kemerdekaan harus kembali merasakan rongrongan kolonial melalui Agresi Militer Belanda I dan II. Adanya agresi ini membuat SMK semakin yakin untuk mendirikan Negara Islam Indonesia.
Dalam catatan Horikoshi, sebagaimana dikutip Ruhimat, pada awal 1948 sekali lagi SMK meminta Kiai Joesoef Taudjiri memproklamasikan Negara Islam Indonesia. Namun untuk kedua kalinya, sang kiai menolak. Akhirnya pada Agustus 1949, SMK menganggap perlu menerbitkan Maklumat NII No.7. Maklumat pada 12 Syawal 1368/7 Agustus 1949 itu berisi pernyataan pendirian NII.
Pada 7 Agustus 1949, melalui pertimbangan yang panjang, akhirnya SMK memproklamasikan Negara Islam Indonesia (NII) di desa Cisampah, kecamatan Ciawiligar, kabupaten Tasikmalaya.
Proklamasi Negara Islam Indonesia tersebut disertai dengan sepuluh penjelasan, termasuk penegasan bahwa Negara Islam Indonesia meliputi seluruh wilayah Indonesia dan seluruh bangsa Indonesia.
Pelajari lebih lanjut
DI/TII https://brainly.co.id/tugas/7183943
Detil jawaban
Kelas: 3 SMA
Mata pelajaran: Sejarah
Bab: 2 - Perjuangan Melawan Ancaman Pemberontakan
Kode: 12.3.2
Kata kunci: Kartosoewirdjo; NII